Minggu, 16 Juli 2017

ELIZA01 : HOROR DI RUANG UKS PART01


Namaku Eliza. Cerita ini terjadi saat usiaku masih 17 tahun. Waktu itu, aku masih duduk di kelas 2 SMA swasta yang amat terkenal di Surabaya. Sekilas tentang diriku, aku seorang gadis Chinese dengan tinggi badan 157 cm dan berat 45 kg. Rambutku hitam panjang sepunggung. Kata orang orang, wajahku cantik dan bentuk tubuhku sangat ideal. Namun entah apa aku harus bersyukur atau menyesalinya. Mungkin karena inilah aku mengalami malapetaka di hari Sabtu, tanggal 18 Desember 2004.

Seminggu setelah perayaan ultahku yang ke 17 ini, dimana aku akhirnya mendapatkan SIM karena sudah cukup umur, maka aku ke sekolah dengan mengendarai mobilku sendiri, mobil hadiah ultahku. Sepulang sekolah, jam menunjukkan waktu 18:30. Aku sekolah siang, jadi pulangnya sampai begitu malam. Dan saat itu tiba tiba aku merasa perutku sakit dan mulas, jadi aku memutuskan buang air di WC sekolah.

Karena aku bawa mobil sendiri, jadi dengan santai aku buang air di WC sekolah, tanpa harus kuatir merasa sungkan dengan adanya seorang sopir yang menungguku. Yang mengherankan dan sekaligus menjengkelkan, aku harus bolak balik ke WC sampai 5 kali. Mungkin setelah tak ada lagi yang bisa dikeluarkan, baru akhirnya aku berhenti buang air.

Namun perutku masih terasa mulas. Maka aku memutuskan untuk mampir ke UKS sebentar dan mencari minyak putih. Aku masuk ke ruang UKS, menyalakan lampunya dan menaruh tas sekolahku di meja yang ada di sana, lalu mencari cari minyak putih di kotak obat. Setelah ketemu, aku membuka kancing baju seragamku di bagian perut ke bawah, dan mulai mengoleskan minyak putih itu untuk meredakan rasa sakit perutku.

Aku amat terkejut ketika tiba tiba pintu ruang UKS ini terbuka, dan ternyata yang membuka adalah tukang sapu di sekolahku yang bernama Hadi. Aku yang sedang mengolesi perutku dengan minyak putih, terkesiap melihat dia menyeringai, dan aku menyadari 3 kancing baju seragamku dari bawah terbuka, memperlihatkan perutku yang rata dan putih mulus ini padanya.

Belum sempat aku berpikir tentang apa yang harus aku lakukan, Hadi sudah mendekatiku, menyergapku, menelikung tangan kananku ke belakang punggungku dengan tangan kanannya, dan ia segera membekap mulutku erat erat dengan tangan kirinya.

“Eeemph… eeemph…”, aku meronta ronta, dan berusaha menjerit.

Dengan panik aku berusaha melepaskan bekapan pada mulutku dengan tangan kiriku yang masih bebas. Namun apa arti tenaga seorang gadis yang mungil sepertiku menghadapi seorang lelaki yang tinggi besar seperti Hadi ini? Aku benar benar dalam keadaan tak berdaya.

Mataku terbelalak ketika masuk lagi seorang tukang sapu yang lain, yang bernama bernama Yoyok.

“Girnooo”, Yoyok melongok keluar pintu dan berteriak memanggil satpam di sekolahku.

Aku sempat merasa lega, kukira aku akan selamat dari cengkeraman Hadi. Tapi ternyata Yoyok yang mendekati kami bukannya menolongku, malah memegang pergelangan tangan kiriku dengan tangan kanannya, sementara tangan kirinya mulai meremasi payudaraku. Kembali aku berusaha meronta.

“Wah baru kali ini ada kesempatan pegang pegang susu amoy.. ini non Eliza yang sering kamu bilang itu kan Had?” tanya Yoyok pada Hadi.

“Iya Yok, amoy tercantik di sekolah ini. Betul gak?” kata Hadi.

Sambil tertawa Yoyok makin keras meremasi kedua payudaraku. Aku menggeliat kesakitan dan terus meronta mencoba melepaskan diri, sambil berharap semoga Girno yang sering mendapat uang tips dariku untuk kesediaannya mengantrikan aku bakso kesukaanku tiap istirahat sekolah, tidak setega mereka berdua yang sudah seperti kerasukan iblis ini.

Tapi aku langsung sadar kalau aku dalam bahaya besar. Yang memanggil Girno tadi itu kan Yoyok. Jadi sungguh bodoh bila aku berharap banyak pada Girno yang kalau tidak salah memang pernah aku temukan sedang mencuri pandang padaku. Ataukah… ?

Beberapa saat kemudian Girno datang, dan melihatku diperlakukan seperti itu, Girno malah menyeringai dan aku merasa mimpi burukku akan segera menjadi kenyatan.

“Dengar, kalian jangan gegabah… non Eliza ini kita ikat dulu di ranjang UKS ini. Setelah jam 8 malam, gedung sekolah ini pasti sudah kosong. Itulah saatnya kita berpesta kawan kawan!”, kata Girno.

Maka lemaslah tubuhku setelah aku tahu Girno ada di pihak mereka. Dengan mudah mereka membaringkan tubuhku di atas ranjang UKS. Kedua tangan dan kakiku sudah direntangkan, dan diikat erat pada sudut sudut ranjang ini. Berikutnya, dua kancing bajuku yang belum lepas, dilepaskan oleh Hadi, hingga terlihat kulit tubuhku yang putih mulus, serta bra warna pink yang menutupi payudaraku.

“Pak Girno.. tolong jangan begini pak..”, aku memohon dan rasa putus asa mulai menghinggapiku.

Ratapanku ini dibalas ciuman Girno pada bibirku. Ia melumat bibirku dengan penuh nafsu, sampai aku megap megap kehabisan nafas, lalu ia menyumpal mulutku supaya aku tak bisa berteriak minta tolong.

“Non Eliza, tenang saja. Nanti juga non bakalan merasakan surga dunia kok”, kata Girno sambil tersenyum memuakkan.

Kemudian Girno memerintahkan mereka semua untuk kembali melanjutkan pekerjaannya, dan mereka meninggalkanku sendirian di ruang UKS sialan ini. Girno kembali ke posnya, Hadi dan Yoyok berkata mau meneruskan pekerjaannya menyapu beberapa ruangan kelas yang belum disapu. Dan kini aku yang ditinggal sendiri hanya bisa pasrah menunggu nasib.

Aku bergidik membayangkan apa yang akan mereka lakukan terhadapku. Dari berbagai macam cerita kejahatan yang aku dengar, aku mengerti mereka pasti akan memperkosaku ramai ramai. Sakit perutku sudah hilang berkat khasiat minyak putih tadi, tapi aku sama sekali tidak sedang bahagia.